Berdiam Diri

Berdiam Diri

Pertanyaan itu terlintas dalam pikiranku..
Dimanakah ku kan mendapatkan jawaban..
Ku mencari jawaban pada ayah..
Namun Ayahku berdiam diri..
Ku menoleh pada ibuku…
Ia pun terdiam…

Rasa ingin tahuku tak terjawab..
Hingga internet..
Temanku…dunia maya, orang asing..
Memberiku jawaban atas rasa ingin tahuku…
Namun, ternyata aku tersesat..
Tersesat karna jawaban yang keliru..
Dan ayah ibuku tetap berdiam diri…

Tak sadarkah ketika mereka berdiam diri..
Dunia mulai merasuki hidupku..
Mengisi pikiranku dengan kesesatan..
Dan pornografi mulai memenjaraku..
Hingga akhirnya semua terlambat…
Akankan mereka tetap berdiam diri…

Salah satu  musuh utama dalam mengatasi pornografi adalah sikap diam (Mark Laaser, Ph.D).
Orangtua berdiam diri, ketika pornografi mudah didapati di dunia maya.
Orangtua berdiam diri, ketika anak-anak dipenuhi rasa ingin tahu mengenai seksualitas.
Orangtua berdiam diri, ketika anaknya mulai puber dan berkembang secara seksualitas.
Orangtua berdiam diri, ketika anaknya menanyakan hal-hal seksualitas.

Dan, masihkah kita tetap ingin berdiam diri. Ketika kita berdiam diri, maka anak-anak akan mendapatkan pengetahuan seksualitas dari dunia ini. Informasi tersebut dapat berasal dari dunia maya, supir, asisten rumah tangga, ataupun teman, dan orang asing. Bahayanya, informasi tersebut seringkali keliru dan menyesatkan anak-anak. Bahkan, seringkali kita baru menyadarinya ketika anak-anak sudah tersesat oleh pornografi. 

Karena itu, alangkah baiknya kita tidak berdiam diri, melainkan lebih aktif dan berinisaitif dalam melindungi anak dari pornografi, seperti:

  • Belajar lebih terbuka dengan topik pembicaraan seksualitas. Berilah tanggapan yang positif terhadap pertanyaan yang diberikan. Apabila Anda belum mengetahui jawaban pertanyaan tersebut, katakanlah, bahwa Anda akan mencari jawabannya dan sesegera mungkin memberikan jawabannya ketika sudah mendapatkan. Apabila Anda berdiam diri, relakah Anda apabila dunia memberikan jawaban-jawaban yang keliru atas pertanyaan anak Anda?
  • Adakan diskusi dengan anak terkait topik seksualitas, seperti: perbedaan wanita dengan pria, mimpi basah, menstruasi, pornografi, atau pacaran. Apabila Anda berdiam diri, maka anak-anak Anda akan mendapatkan nilai-nilai dari dunia mengenai topik-topik tersebut. Relakah Anda, apabila hal itu terjadi? 
  • Diskusi-diskusi tersebut dapat dilakukan ketika:

    • kegiatan membaca dongeng/cerita sebelum tidur
    • makan keluarga
    • menonton film bersama
    • perjalanan bersama di mobil
    • adanya peristiwa sehari-hari (cth. peristiwa di sekolah ataupun sekitar rumah)

Pepatah mengatakan diam adalah emas, namun diam bukanlah emas dalam pendidikan seksualitas anak. Sikap diam, tidak akan menghentikan rasa ingin tahu anak mengenai seksualitas. Karena itu, mari kita lebih terbuka dalam meresponi rasa ingin tahu anak, sehingga anak mendapatkan nilai seksualitas yang benar! 

Ulangan 6:6-7 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Related News

Membentuk Pemimpin Masa Depan Melalui Workshop Kepemimpinan

Di sekolah kami, kami percaya untuk membentuk pemimpin masa depan. Baru-baru ini, murid kelas 5…

Mengajarkan Regulasi Emosi pada Anak

Regulasi emosi adalah keterampilan penting yang harus dikembangkan anak untuk mengelola perasaan mereka dengan baik.…

Puncak HUT Ke-45, IPEKA Gelar Pentas Amal Ebenezer The Musical

Menampilkan Talenta 450 Murid IPEKA, Ebenezer The Musical Disaksikan 4.500 Penonton Yayasan Iman, Pengharapan dan…

Cara Meresponi Anak yang Suka Bicara Kasar

Anak seringkali bicara kasar karena ingin diterima dalam kelompok teman atau meniru perilaku yang dianggap…