Pentingnya Konseling untuk Perkembangan Anak

Pentingnya Konseling untuk Perkembangan Anak

TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’”
(Kejadian 2:18)

Ayat di atas bukan hanya dalam konteks pasangan hidup, tetapi menjelaskan sebuah fakta penting dan mendasari kebutuhan hidup manusia, yaitu berelasi. Untuk mendapatkan hidup yang sehat dan bertumbuh secara fisik, mental, dan rohani, kita membutuhkan relasi. Relasi bukanlah sekadar kontak sosial, tapi memiliki ikatan emosi dengan orang lain. Sebaliknya, hidup yang terisolasi atau tertutup akan mengakibatkan ketidaksehatan fisik, mental maupun rohani.

Manusia memang membutuhkan sesamanya. Kita tidak diciptakan untuk menjadi seorang superman. Firman Tuhan dalam Galatia 6:2 mengatakan, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Di Yakobus 5:16a tertulis: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh...

Berdasarkan kebutuhan inilah konseling hadir menyediakan diri sebagai pendamping, pendengar, pembimbing bahkan pengajar bagi orang tua atau siswa, agar proses ‘kekacauan’ di dalam diri berhenti dan berganti dengan proses ‘kehidupan’. Konseling menawarkan sebuah relasi yang menolong.

Meskipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa ketika kita merasa ada masalah yang bersifat emosional, apa yang kita lakukan? Apakah kita bersedia bercerita dan meminta pertolongan orang lain? Jauh lebih mudah kalau kita sakit secara fisik. Dengan mudahnya kita pergi ke dokter, tanpa malu dan takut. Berbagi masalah emosional dengan orang lain memang bukan hal yang mudah bagi sebagian besar orang. Beberapa merasa dirinya tampak lemah bila harus meminta pertolongan orang lain. Beberapa lainnya takut akan kemungkinan penilaian buruk dari orang lain.

Sebagian lagi merasa bahwa tidak ada gunanya meminta pertolongan kepada orang lain, serta masih banyak alasan lainnya. Alasan-alasan tersebut lumrah karena tidak setiap orang siap untuk meminta tolong. Namun, pandangan itu perlu diperbaiki. Meminta pertolongan orang lain bukanlah berarti kita lemah. Dengan datang kepada sahabat atau konselor, berarti kita menyadari bahwa kita membutuhkan orang lain untuk membantu melihat masalah secara lebih jelas. Merekalah orang yang dapat membantu melihat blind spot (area yang tidak bisa kita lihat) dalam diri kita.

Ketika sedang sesak karena masalah, umumnya kita sulit memandang masalah dengan sudut pandang yang tepat, maka biasanya kita juga bereaksi secara kurang tepat. Beberapa orang memilih untuk melarikan diri dan menghindari masalah, beberapa lainnya mencari pengalihan dalam bentuk lain seperti lebih banyak bekerja dan lain-lain.

Setelah melewati masalah demi masalah dengan sudut pandang dan cara yang benar, kita akan menemui diri kita sebagai pribadi yang lebih sehat dan semakin bertumbuh. Tuhan ingin kita sehat dan bertumbuh. Mari berusaha menjadi pribadi yang sehat secara fisik, mental, dan spiritual. Jangan takut atau malu untuk meminta bantuan, termasuk konseling demi kesehatan dan pertumbuhan, terutama anak-anak kita.

Nirmala Putri, S.Psi.
(IPEKA COUNSELING CENTER)

Related News

Membentuk Pemimpin Masa Depan Melalui Workshop Kepemimpinan

Di sekolah kami, kami percaya untuk membentuk pemimpin masa depan. Baru-baru ini, murid kelas 5…

Mengajarkan Regulasi Emosi pada Anak

Regulasi emosi adalah keterampilan penting yang harus dikembangkan anak untuk mengelola perasaan mereka dengan baik.…

Puncak HUT Ke-45, IPEKA Gelar Pentas Amal Ebenezer The Musical

Menampilkan Talenta 450 Murid IPEKA, Ebenezer The Musical Disaksikan 4.500 Penonton Yayasan Iman, Pengharapan dan…

Cara Meresponi Anak yang Suka Bicara Kasar

Anak seringkali bicara kasar karena ingin diterima dalam kelompok teman atau meniru perilaku yang dianggap…