Sudahkah Anda Mendengarkan Isi Hati Anak Anda?

Sudahkah Anda Mendengarkan Isi Hati Anak Anda?

Seorang anak datang kepada orangtuanya untuk berkeluh kesah karena merasa kurang diperhatikan. Berkali-kali ia merasa orangtuanya lebih mengasihi adiknya. Ia juga selalu saja merasa buruk dan salah di hadapan orangtuanya. Sambil terisak, anak itu mengatakan, “Kenapa yang selalu dipuji dan dibanggakan adalah Adik…? Aku tidak pernah…”

Pernahkah kita, sebagai orangtua, mengalami hal yang sama dengan ilustrasi singkat di atas? Anak-anak mengeluh sebab merasa bahwa kita sebagai orangtua kurang memperhatikan ataupun kurang mengasihi mereka.

Tentu saja tak ada orangtua yang sempurna. Namun, apa yang bisa kita lakukan tatkala mendapatkan keluhan dari anak?

  • Beri waktu kepada anak untuk menyampaikan isi hatinya. Dengarkanlah tanpa memotong pembicaraannya. Hindari respons-respons yang menyepelekan perasaannya seperti: “Cuma perasaan kamu aja itu, Mama sama Papa sayang kamu semuanya kok,” “Jangan cengeng,” “Jangan manja deh,” dan lain-lain 
  • Pahami maksud hati anak tanpa membuat dia merasa tersudutkan oleh pernyataan ataupun perkataannya. Hindari sikap-sikap yang defensif seperti mengelak, tidak menerima, ataupun membela diri saat anak menyampaikan perasaannya. Mengapa? Hal itu agar anak nyaman menyampaikan perasaan ataupun isi hatinya. Tindakan defensif kita hanya akan membuat anak merasa tidak bebas menyampaikan isi hatinya
  • Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong anak untuk menceritakan perasaan atau isi hatinya. Seperti: “Kenapa Kakak berpikir Papa lebih sayang Adik…?” “Coba kasih tahu Papa contohnya kenapa Papa lebih sayang Adik daripada kamu, Nak…” dan lain-lain
  • Apabila Anda ingin mengklarifikasi suatu permasalahan yang diceritakan anak, mungkin hal itu dapat dilakukan setelah anak selesai menyampaikan perasaannya. Selain itu, dalam mengklarifikasi suatu masalah, hindari perdebatan ataupun usaha pembelaan diri
  • Alangkah baiknya orangtua pun mau meminta maaf kepada anak bila ia merasa terlukai atau kurang dihargai/dikasihi. Mengapa? Sebab mungkin kerap kali orangtua merasa telah mengasihi dan menghargai anak, namun ternyata anak tak merasakan hal tersebut. Permohonan maaf dapat membuat anak merasa dipahami dan dimengerti. Tentu orangtua juga perlu mendengarkan harapan-harapan anak terhadap orangtua 

Kesediaan untuk mendengarkan perasaan dan penyampaian isi hati anak akan membuat hubungan orangtua dengan anak semakin melekat secara psikologis. Selain itu, akan membuat komunikasi orangtua dan anak bertumbuh menjadi lebih baik.

Sudahkah Anda mendengarkan isi hati anak Anda? Tentu lebih baik Anda melakukannya sejak dini dan tidak perlu menunggu datangnya keluhan dari anak. Kenali dan pahamilah isi hati anak Anda, maka Anda akan menuai hubungan kekeluargaan yang indah dengan anak!

 

—Budiman Hadi Pranoto, M.Psi, Psi.
IPEKA Counseling Center

Related News

Membentuk Pemimpin Masa Depan Melalui Workshop Kepemimpinan

Di sekolah kami, kami percaya untuk membentuk pemimpin masa depan. Baru-baru ini, murid kelas 5…

Mengajarkan Regulasi Emosi pada Anak

Regulasi emosi adalah keterampilan penting yang harus dikembangkan anak untuk mengelola perasaan mereka dengan baik.…

Puncak HUT Ke-45, IPEKA Gelar Pentas Amal Ebenezer The Musical

Menampilkan Talenta 450 Murid IPEKA, Ebenezer The Musical Disaksikan 4.500 Penonton Yayasan Iman, Pengharapan dan…

Cara Meresponi Anak yang Suka Bicara Kasar

Anak seringkali bicara kasar karena ingin diterima dalam kelompok teman atau meniru perilaku yang dianggap…